Susun "masterplan" Kebun Raya Tinjomoyo, DLH Kota Semarang studi banding ke Bali

Struktur Organisasi

DLH Kota Semarang telah mengadakan studi banding ke Bali untuk mendapatkan informasi dan masukan yang berguna dalam menyusun “masterplan” Kebun Raya Tinjomoyo Semarang.

Setelah melakukan konsultasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merekomendasikan studi banding ke beberapa kebun raya di Bali, seperti Kebun Raya Jagatnatha di Jembrana, Kebun Raya Eka Karya di Tabanan, dan Kebun Raya Gianyar. Hal ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan kebun raya yang unggul.

Studi banding ini diadakan untuk memperluas pengetahuan tentang konsep penataan kebun raya di daerah Tinjomoyo. Tujuannya adalah agar ada kegiatan konservasi tanaman, penelitian, pendidikan wisata serta layanan lingkungan yang terintegrasi di kawasan tersebut.

Dalam kunjungan studi lapangan, DLH Kota Semarang mengundang konsultan “masterplan” kebun raya, yaitu PT Tumbuh Jaya Desain, untuk membahas penataan kebun raya di Bali.

“Untuk memulai, Kebun Raya Eka Karya adalah sumber inspirasi kami untuk masa depan karena koleksinya yang lengkap, luas (157.5 hektar) dan penataannya yang menarik,” kata dia.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk mengembangkan Tinjomoyo, selain hanya memperluas koleksi tanaman yang ada di lingkungan tersebut. Langkah tersebut adalah mengembangkan kerjasama dengan pihak luar untuk memperkaya koleksi tanaman di Tinjomoyo.

Safrinal menjelaskan konsep “ex situ” yang berarti usaha konservasi alam dilakukan di luar habitat aslinya, berdasarkan hasil dari kegiatan studi banding di Bali.

Selain itu, ia juga berencana untuk mengubah Tinjomoyon menjadi sebuah kebun raya yang dapat menjadi destinasi wisata alam sekaligus pusat edukasi tentang berbagai jenis tanaman. Kebun raya ini juga akan digunakan sebagai tempat riset untuk konservasi tumbuhan-tumbuhan langka.

Kami berharap dengan adanya pengembangan ‘masterplan’ untuk Kebun Raya Tinjomoyo akan menghasilkan konsep yang efektif dan mendapat dukungan penuh dari Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Beliau sangat memperhatikan kondisi hutan wisata Tinjomoyo dan kami yakin ini akan membawa dampak yang baik bagi masa depan tempat ini.

Diah Supartiningtias, Pelaksana Tugas Kepala DLH Kota Semarang, menyatakan bahwa mereka juga mengundang partisipasi pihak swasta untuk ikut serta dalam pengembangan Kebun Raya Tinjomoyo. Selain dukungan dari APBD, ini adalah kesempatan bagi perusahaan swasta untuk memperoleh pengakuan dan terlibat dalam proyek lingkungan yang penting.

“Kami berharap dapat memperkaya pengalaman wisatawan dengan menonjolkan keindahan dan potensi alam di Tinjomoyo,” jelasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu telah mengusulkan dan mendorong agar Hutan Wisata Tinjomoyo menjadi sebuah kebun raya.

Dengan harapan agar pemanfaatan hutan wisata Tinjomoyo sesuai dengan Perpres Nomor 83 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kebun Raya, Wali kota Ita berjuang untuk mewujudkan hal tersebut. Ia ingin memastikan bahwa hutan wisata ini dapat diakses dan dinikmati oleh masyarakat sekaligus melindungi keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

Penetapan batasan istilah yang digunakan dalam penyelenggaraan kebun raya diatur oleh Perpres ini. Hal ini bertujuan untuk memperjelas dan mengatur secara lebih terperinci tentang penyelenggaraan kebun raya.

Kami menawarkan berbagai layanan yang mencakup perencanaan, pembangunan, pengelolaan, serta pembinaan dan pengawasan kebun raya. Dengan pengalaman dan pengetahuan kami di bidang ini, kami dapat membantu Anda membuat kebun raya yang berkualitas dan berhasil.

Kebun raya memiliki berbagai fungsi yang penting, termasuk konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan menyediakan layanan lingkungan.

Untuk membawa gagasan ini lebih jauh, saat ini Pemerintah Kota Semarang sedang menyusun “masterplan” untuk Kebun Raya Tinjomoyo.

Sebagai langkah pertama dalam merancang “masterplan”, DLH Kota Semarang telah berkonsultasi dengan BRIN.

Saat ini, hutan seluas 57,5 ha baru dikelola sekitar 5-6 ha. Pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas seperti Pasar Semarangan, Jogging Track, gazebo untuk berkemah, taman yang indah, dan berbagai spot foto menarik dengan membayar tiket masuk sebesar Rp6.000.

Sebagai Kebun Raya, Hutan Wisata Tinjomoyo akan ditanami dengan berbagai tanaman dan flora dari zona penelitian, zona edukasi, dan zona konservasi. Ini akan membuatnya menjadi tempat yang hebat untuk bersantai sambil mempelajari berbagai spesies tumbuhan.